Pengalaman Pribadi Fuad: Menggapai Mimpi dan Jiwa Entrepreneur di MEC Surabaya

Halo, teman-teman! Senang sekali rasanya aku bisa berbagi cerita yang “Seru Pol!” ini.

Kali ini, aku akan menceritakan secara detail tentang pengalaman pribadi Fuad selama menempuh pendidikan di MEC Surabaya.

Namun, sebelum kita menyelami keseruan di MEC, izinkan aku untuk bercerita sedikit tentang perjalanan hidupku sebelum akhirnya sampai di sana.

Mungkin sebagian dari kamu penasaran, bagaimana sih kisah seorang remaja sepertiku yang akhirnya memutuskan untuk fokus mengembangkan diri di jalur kewirausahaan setelah lulus SMA? Nah, jawabannya ada di alur cerita yang akan aku sampaikan ini.

Ini adalah kisah tentang penemuan diri, proses belajar tanpa henti, dan tekad untuk menjadi individu yang bertaqwa, bernyali, dan kreatif.

Semua ini adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman pribadi Fuad yang berharga.

Mengenal Diriku Lebih Dekat

Pengalaman Pribadi FuadProfil
Profil Fuad

 

Namaku adalah Dristinanda Sifaul Fuadi, dan aku akrab disapa Fuad.

Namaku memiliki arti yang indah, lho. Sifaul Fuadi sendiri bermakna ‘Obat Hati’, sebuah harapan agar aku bisa membawa ketenangan dan penyembuhan bagi orang-orang di sekitarku.

Sementara itu, Dristinanda adalah gabungan nama dari Ayah dan Ibuku, ditambah kata nanda yang menunjukkan aku adalah anak.

Aku merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara, dan uniknya, semua nama saudaraku diawali dengan nama “Dristinanda”.

Aku memiliki banyak hobi, seperti bernyanyi, bermain alat musik, dan tentu saja, bermain Game Online. Namun, di antara semua itu, hatiku paling tertambat pada alat musik, khususnya hadroh.

Kecintaanku ini bukan tanpa alasan, sebab aku sudah memiliki banyak pengalaman bermain alat hadroh dan sejenisnya sejak lama.

Menggali Hobi untuk Keseimbangan Hidup

Berkat kesukaanku dalam bermain hadroh, aku pernah mengikuti Festival Banjari (Fesban) tingkat Kecamatan. Puji syukur, saat itu aku dan tim berhasil meraih Juara 3.

Dari sinilah, semangatku untuk terus mengasah kemampuan bermain hadroh semakin terpacu hingga kini. Aku jadi menyadari bahwa bermain alat musik itu memberikan banyak manfaat.

Salah satu manfaat terbesarnya adalah mengatur suasana hati dan mengurangi stres. Maka dari itu, jika teman-teman sedang merasa galau atau stres, cobalah bermain alat musik.

Siapa tahu, cara ini efektif untuk melenyapkan perasaan kurang nyaman itu.

Membentuk Karakter di ICMBS (SMP hingga SMA)

Pengalaman Pribadi Fuad saat SMA
Foto 1 Angkatan bersama Ustadz & Ustadzah saat mau Lulus

 

Bagian penting dari pengalaman pribadi Fuad adalah perjalanan pendidikanku dari bangku SMP hingga SMA. Dahulu, aku menempuh pendidikan di ICMBS (Insan Cendekia Mandiri Boarding School).

Sekolah ini adalah milik yayasan Yatim Mandiri, berlokasi di Jl. Sarirogo No. 1, Sidoarjo, Jawa Timur, dan didirikan pada 10 Oktober 2014.

Aku mulai masuk SMP ICMBS pada tahun 2020, sebuah masa yang tak akan terlupakan karena saat itu terjadi wabah penyakit global, yaitu Virus Corona atau yang dikenal sebagai COVID-19.

Selama kurang lebih satu bulan di semester 2 SMP, ICMBS sempat mengadakan sekolah daring.

Setelah itu, semua peserta didik kembali belajar secara tatap muka, namun tentu saja dengan mematuhi Protokol Kesehatan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.

Mengembangkan Bakat dan Jiwa Kepemimpinan (Saat Masih SMP dan SMA)

Pengalaman Pribadi Fuad selama di SMA ICMBS
Anggota Nurul JIhad Tahun 2024

 

Di ICMBS, aku terus mengasah kemampuanku bermain hadroh. Memasuki kelas 8 SMP, bersama kakak kelas dan teman-teman, kami berinisiatif mendirikan sebuah majelis sholawat yang kami namakan Nurul Jihad.

Majelis ini beranggotakan sekitar 20 orang. Majelis sholawat Nurul Jihad kemudian menjadi elemen penting dalam memeriahkan berbagai acara besar Islam di sekolah, seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan acara-acara lainnya.

Menariknya, saat aku melanjutkan ke SMA ICMBS, majelis sholawat Nurul Jihad ini tetap eksis dan bahkan berhasil menciptakan generasi penerus.

Aku merasa bangga bisa menjadi bagian dari proses ini. Ketika aku duduk di kelas 10 semester 2, sebuah kepercayaan besar diberikan kepadaku, aku terpilih menjadi Ketua Nurul Jihad.

Tentu saja, peran ini datang dengan tanggung jawab. Kepala asrama memintaku untuk membuat program kerja. Salah satu teman kemudian mengusulkan kegiatan diba’an per angkatan setiap hari Kamis malam, atau yang sering kami sebut malam Jumat.

Usulan ini kemudian disetujui oleh Ketua Asrama dan diresmikan dengan nama Safari Dakwah. Selain menjadi ketua majelis sholawat, aku juga diberi amanah sebagai Penanggung Jawab (PJ) Ekstrakurikuler Banjari mulai dari kelas 11 hingga kelas 12.

Secara otomatis, aku juga bergabung dengan organisasi BES (Badan Eksekutif Siswa) di divisi Eskom. Organisasi BES ini mirip dengan OSIS, tetapi yang membedakan adalah anggota BES merupakan gabungan dari siswa SMP dan SMA, sementara OSIS biasanya berdiri sendiri.

Inilah salah satu hal yang membuat sekolah ICMBS terasa istimewa dan keren.

Sistem Ujian Unik di ICMBS

Selain kegiatan organisasi, ICMBS juga punya sistem ujian yang sangat menarik.

Setiap peserta didik diperbolehkan memilih salah satu mata pelajaran (mapel) favoritnya, kemudian memilih salah satu metode ujian dari beberapa pilihan, seperti ujian tulis, ujian lisan, ujian praktik, atau membuat produk.

Pada saat itu, aku memilih mapel PAI (Pendidikan Agama Islam) dan metode ujian lisan. Bagiku, ujian lisan terasa paling mudah dan cepat selesai.

Namun, metode yang paling sering dipilih oleh teman-teman ICMBS adalah ujian praktik atau membuat produk, karena menawarkan kreativitas yang lebih luas.

Sistem ujian ini hanya berlaku saat RTS (Refleksi Tengah Semester). Sementara itu, untuk RAS (Refleksi Akhir Semester), ujiannya hampir sama seperti RTS, namun ditambahkan dengan mengerjakan ujian esai untuk semua mapel, dan setiap mapel hanya diberikan dua soal esai.

Keren, bukan? Sistem ini mengajarkan kami untuk berpikir mendalam dan reflektif, tidak hanya sekadar menghafal.

Momen Paling Tak Terlupakan LDKS II dan Safar

Ada satu lagi momen yang membuat pengalaman pribadi Fuad di ICMBS tidak pernah kulupakan, yaitu kegiatan LDKS I, LDKS II, dan Safar. Dari ketiganya, aku paling bangga dengan LDKS II.

Pada LDKS II angkatan 8, kami semua berjalan kaki dari Penanggungan Mojokerto menuju Sekolah ICMBS di Sidoarjo! Perjalanan dimulai tepat pada tengah malam, pukul 00.00, dan kami tiba di sekolah sekitar pukul 17.45 sore, dengan total jarak tempuh kurang lebih 68 km.

Angkatan kami, adalah yang pertama kali menjalani LDKS II dengan rute sejauh itu, sebab angkatan-angkatan sebelumnya belum pernah ada.

Momen ini benar-benar menguji fisik, mental, dan kebersamaan kami.

Pilihan Sulit dan Kegagalan di SNBT

Pengalaman Pribadi Fuad saat SNBT
Saat mengerjakan soal SNBT

 

Memasuki semester 2 kelas 12, aku sempat mendapatkan bimbingan belajar (bimbel) dari Rumah Belajar R.

Di masa inilah aku mulai dilanda kebingungan dalam memilih kampus dan program studi. Saat konseling, aku memantapkan diri untuk memilih beberapa pilihan S1 Teknik Informatika di UINMA, S1 Sistem Informasi, D3 Teknik Informatika di PENS, dan D4 Teknik Informatika di PENS.

Kala itu, aku memutuskan untuk mengikuti jalur SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes), bukan SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi).

Sebelum hari ujian SNBT tiba, aku belajar dengan sangat semangat dan tidak lupa selalu menjalankan sholat malam seperti Tahajud, Witir, dan Sholat Sunnah Tasbih.

Aku yakin bahwa ikhtiar dan doa harus berjalan beriringan. Sayangnya, saat pengumuman hasil tes SNBT pada hari Selasa, 28 Mei 2025 pukul 15.00 WIB, aku dinyatakan tidak lolos.

Meskipun beberapa temanku berhasil lolos, aku harus mengakui bahwa soal SNBT tahun 2025 memang terasa sulit, terutama pada tes Pengetahuan Kuantitatif dan Penalaran Matematika.

Meski sudah ada banyak bocoran soal yang dipelajari, kenyataannya tetap menantang. Alhasil, skor SNBT-ku kurang memuaskan, dan aku tidak lolos masuk ke perguruan tinggi impianku melalui jalur itu.

Dari Situ, kegagalan di SNBT ini tidak lantas membuatku menyerah. Justru, ini menjadi titik balik penting dalam pengalaman pribadi Fuad untuk mencari jalur lain.

Pada saat bersamaan dengan bimbel dan persiapan SNBT, Kakakku menyarankanku untuk mendaftar di MEC Surabaya, dan Ibuku juga memintaku untuk mencoba mendaftar ke sekolah kedinasan.

Aku pun mencoba mendaftar ke semua jalur itu tanpa terlalu memikirkan hasilnya. Akhirnya, sebuah pintu terbuka. Alhamdulillah, sebelum hari ujian tes SNBT, aku sudah diterima di MEC Surabaya pada program studi Bisnis Digital.

Sementara itu, untuk jalur kedinasan, terpaksa tidak kulanjutkan karena jadwal tesnya berbarengan dengan jadwal masuk MEC. Maka dari itu, fokusku beralih sepenuhnya ke MEC Surabaya.

Pengalaman Belajar di MEC Surabaya: Membentuk Jiwa Entrepreneur

Inilah babak baru dalam pengalaman pribadi Fuad. Aku resmi menjadi bagian dari Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Surabaya.

Mengenal MEC Lebih dari Sekadar Lembaga Pendidikan

Pengalaman Pribadi Fuad Diberi Kesempatan
MEC (Mandiri Enterpreneur Center)

 

Mungkin banyak teman-teman yang belum familiar dengan MEC. Apa itu MEC? Apakah ini sebuah organisasi, kampus, atau perusahaan? Jadi, MEC adalah singkatan dari Mandiri Entrepreneur Center.

MEC merupakan sebuah lembaga pendidikan yang secara khusus mengajarkan para pesertanya bagaimana menjadi seorang pengusaha yang memiliki jiwa entrepreneur tinggi.

Selain itu, MEC juga menekankan pembentukan karakter pribadi muslim yang jujur, amanah, dan profesional, sesuai dengan jargon mereka Bertaqwa, Bernyali, Kreatif.

Menariknya, nama MEC terdengar mirip dengan ICMBS, bukan? Ya, kesamaannya ada pada kata “Mandiri”-nya. Di sisi lain, jika kamu belum tahu, MEC dan ICMBS sama-sama milik Yayasan Yatim Mandiri.

MEC bahkan merupakan lembaga pendidikan pertama milik yayasan Yatim Mandiri, mendahului ICMBS. Tak semua orang bisa dengan mudah masuk MEC.

Ada beberapa persyaratan yang harus dilalui, mulai dari tes tulis hingga tes wawancara. MEC secara spesifik ditujukan untuk anak yatim dengan usia maksimal 21 tahun.

Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa kasih sayang orang tua sangat penting dalam proses pendidikan anak. Jika memang benar, lalu bagaimana dengan anak yatim? Dari mana mereka mendapatkan kasih sayang dan bagaimana mereka akan menjadi pemimpin di masa depan? MEC hadir untuk menjawab pertanyaan ini.

Anak yatim juga berhak untuk menjadi pemimpin umat yang hebat jika dididik dengan benar dan mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Bukti nyatanya, Nabi Muhammad SAW adalah seorang yatim piatu, tetapi beliau bisa menjadi pemimpin bagi seluruh umatnya. Ini membuktikan bahwa anak yatim pun bisa menjadi pemimpin yang hebat.

Hari Pertama di MEC Awal dari Pengalaman Berharga

Pengalaman Pribadi saat regestrasi masuk ke MEC
Regestrasi sebelum masuk ke asrama

 

Tepat pada tanggal 30 Juni 2024, aku bersama kakakku berangkat menuju Kampus MEC yang berlokasi di Jalan Jambangan No. 70 Surabaya.

Sesampainya di sana, aku langsung diarahkan menuju ruang registrasi. Setelah proses registrasi selesai, langkah selanjutnya adalah Check-in.

Proses Check-in ini bertujuan untuk memeriksa barang-barang yang dibawa oleh peserta didik baru. Saat aku diperiksa, ada insiden kecil yang menjadi bagian dari pengalaman pribadi Fuad di hari pertama.

Kakak mentor, yang bernama Kak Anam, mengamankan dua kaos milikku karena kaos-kaos tersebut memiliki banyak gambar (mungkin tidak sesuai dengan aturan asrama).

Dari situ, aku mulai menyadari bahwa MEC adalah tempat yang sangat disiplin dan berfokus pada pembentukan karakter.

Di MEC, aku sudah mendapatkan banyak hal dan pengalaman berharga, mulai dari pengalaman berorganisasi, kebersamaan dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, hingga belajar mengaji bersama.

Kami juga dibekali dengan softskill yang kuat dan, yang paling penting, Jiwa Entrepreneur.

Kegiatan dan Program Unggulan di MEC

Pengalaman pribadi Fuad di MEC didominasi oleh berbagai kegiatan intensif yang bertujuan mengembangkan potensi diri, baik dari sisi kepemimpinan maupun keterampilan praktis.

Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD)

Pengalaman Pribadi Fuad saat MOPD di Mandiri Enterpreneur Center
Saat kegiatan MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik)

 

Pagi yang cerah pada tanggal 1 Juli 2024 menjadi awal dari semangat baru bagiku.

Tepat di tanggal itu, aku mengikuti MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) yang berlangsung selama satu minggu penuh.

Selama MOPD, aku mendapatkan banyak pembelajaran, mulai dari pembelajaran umum hingga pembelajaran hidup yang mendalam.

Berbagai motivasi hidup tersampaikan dengan baik. Salah satunya, aku diajarkan tentang enterpreneurship, bahkan tentang berjualan tanpa modal dan bisa menghasilkan uang.

Selain itu, MOPD juga menjadi ajang bagiku untuk bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai daerah.

Aku bersyukur, ada beberapa teman yang sudah kukenal, salah satunya teman sekolahku saat di SMA ICMBS, dan juga santriwati dari ustadzku. Pertemuan ini sedikit meredakan rasa canggung di lingkungan baru.

Belajar Organisasi di BEM

Setelah berakhirnya MOPD, tibalah saatnya pemilihan ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), yang di MEC dapat diibaratkan sebagai Himpunan Mahasiswa Universitas.

Seperti yang kuceritakan sebelumnya, ini hampir mirip dengan BES (Badan Eksekutif Siswa) di ICMBS. BEM sendiri adalah organisasi intra kampus yang berfungsi sebagai lembaga eksekutif di tingkat perguruan tinggi.

Pada pemilihan BEM, ada beberapa kandidat yang dipilih oleh mentor untuk menjadi calon ketua BEM. Di semester satu, namaku belum masuk dalam daftar kandidat.

Namun, di semester 2, namaku masuk dalam kandidat calon ketua BEM! Saat itu, aku sempat kebingungan saat harus membuat Visi dan Misi.

Aku pun akhirnya menyerahkan pembuatan Visi dan Misi kepada temanku. Setelah selesai dibuat dan dibaca ke teman-teman, tiba waktunya untuk voting pemilihan ketua BEM. Saat pengumuman hasil voting, skorku dengan salah satu temanku, Khoirul Muhibbin, sama-sama 10.

Tersisa satu kertas lagi yang akan menentukan siapa yang akan menjadi Ketua BEM. Saat dibuka, ternyata nama temanku, Khoirul Muhibbin, yang terpilih. Alhasil, aku menjabat sebagai Bendahara BEM.

Walaupun tidak menjadi ketua, peran sebagai bendahara memberiku pengalaman pribadi Fuad yang berharga dalam mengelola keuangan dan bertanggung jawab atas amanah.

Entrepreneurship Program Unggulan MEC

Pengalaman Pribadi Fuad saat Enterpreneur
Saat simulasi Enterpreneur saat MOPD

 

Salah satu program yang paling aku sukai dan menjadi unggulan di MEC adalah Entrepreneurship. Mengapa program ini begitu penting? Karena dari kegiatan entrepreneur inilah kami bisa mulai menabung untuk bekal di masa depan.

Selain itu, dari kegiatan wirausaha ini, kami bisa:

  • Menambah relasi dengan berbagai pihak.
  • Memperluas koneksi (jaringan) yang sangat penting dalam dunia bisnis.
  • Menambah pengalaman yang menarik, mulai dari bertemu dengan orang-orang baru (random), hingga negosiasi harga barang yang terkadang tidak masuk akal.

Dari sini, aku bahkan bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, yaitu membantu membersihkan sungai yang ada di Surabaya bersama anggota TNI AL.

Ini membuktikan bahwa kegiatan entrepreneur tidak hanya melulu soal mencari keuntungan, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk berkontribusi pada lingkungan.

Diniyah Meningkatkan Ilmu Agama

Pengalaman Pribadi Fuad saat kegiatan diniyah
Kegiatan diniyah yang di bimbing Ustadz Ilman

 

MEC tidak hanya fokus pada skill bisnis, tetapi juga pada peningkatan pengetahuan ilmu agama. Kampus kemandirian MEC membekali para peserta didiknya dengan beragam ilmu agama yang dikemas dalam Program Diniyah.

Program ini dilaksanakan setiap malam, dari hari Senin hingga Rabu, mulai pukul 19.30 sampai 21.00. Peserta didik diajarkan tentang Fiqih, Akhlaq, dan Akidah oleh Ustadz dan Ustadzah yang sangat kompeten di bidang ilmu tersebut.

Ini adalah bekal spiritual yang sangat penting dalam menjalani hidup sebagai seorang entrepreneur Muslim.

Belajar Mengaji Bekal Dunia dan Akhirat

Pengalaman Pribadi Fuad belajar mengaji
Belajar mengaji menggunakan Metode Tilawati

 

Pengalaman pribadi Fuad yang juga sangat ditekankan di MEC adalah Belajar Mengaji. Belajar mengaji itu tidak hanya untuk anak-anak kecil saja, lho. Orang dewasa pun harus terus-menerus belajar dan mengajar mengaji sebagai bekal kita di akhirat nanti.

Ada hadis yang menjelaskan tentang anjuran untuk belajar mengaji, yang artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi).

Selain itu, ada juga hadis yang menjelaskan keutamaan membaca Al-Qur’an: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif Lam Mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

Maka dari itu, mari kita mulai membiasakan diri membaca Al-Qur’an, jangan menunggu tua baru belajar! Minimal, kita bisa membaca satu juz per hari. Jika kita melakukan ini, dalam satu bulan kita bisa mengkhatamkan 30 juz.

Ada hadis yang menjelaskan tentang keutamaan mengkhatamkan Al-Qur’an: “Apabila seseorang mengkhatamkan Al-Quran, maka 60.000 Malaikat memohonkan rahmat untuknya pada saat khatamannya” (HR. Ad-Dailami). Bayangkan, kurang lebih 60.000 Malaikat akan turun dan mendoakan kita, atau mengaminkan hajat-hajat kita.

Sungguh keren, bukan? Jadi, ayo mulai membiasakan diri membaca Al-Qur’an! Ini adalah bagian integral dari pengalaman pribadi Fuad yang berupaya menyeimbangkan dunia dan akhirat.

Muhadhoroh Mengasah Keberanian Berbicara di Depan Umum

Pengalaman pribadi Fuad saat kegiatan muhadhoroh
Kegiatan muhadhoroh saat penampilan hiburan

 

Kegiatan rutin lain yang menjadi sarana pengembangan diri dalam pengalaman pribadi Fuad adalah Muhadhoroh. Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali, yaitu saat malam Minggu.

Dari kegiatan Muhadhoroh ini, kami dilatih untuk:

  1. Berbicara di depan umum (public speaking) dengan lancar dan percaya diri.
  2. Menyiapkan acara dari awal sampai akhir, yang merupakan latihan event organizing yang sangat berharga.

Setiap peserta didik sudah dibagi menjadi 5 kelompok: 2 kelompok dari Ikhwan (putra) dan 3 kelompok dari Akhwat (putri). Setiap kelompok memiliki peran yang harus dimainkan dalam acara Muhadhoroh, antara lain:

  • Pembawa acara (Master of Ceremony – MC)
  • Pembaca tilawah (Qori’)
  • Pembaca pidato
  • Penampil hiburan
  • Hingga penutup doa

Untuk kelompok yang tidak bertugas Muhadhoroh, mereka tetap menyumbangkan sebuah penampilan hiburan. Kegiatan ini dimulai pukul 19.30 sampai 21.00. Ini adalah ajang yang sangat efektif untuk melatih mental dan kreativitas.

Cerita yang Terus Mengalir

Aku punya beberapa dokumentasi yang menangkap momen-momen indah saat aku berada di MEC. Momen-momen ini adalah saksi bisu dari seluruh pengalaman pribadi Fuad dalam bertumbuh.

Pengalaman Pribadi Fuad saat kegiatan 17 Agustus
Perjalanan menuju Balas Klumprik saat kegiatan 17 Agustus

 

Pengalaman Pribadi Fuad saat materi standarisasi Al-Quran
Saat materi Standarisasi Al-Quran Metode Tilawati

 

Penglaman Pribadi Fuad saat Outbond di Klurak eco park
Foto bersama ustadz hevmy saat Outbound di Klurak Eco Park Pacet

 

Pengalaman pribadi Fuad saat mengisi acara Banjari
Majelis sholawat MEC Syubanul Aitam mengisi acara banjari di Surabaya

Itulah sebagian kecil dari pengalaman pribadi Fuad yang bisa aku ceritaka selama belajar di MEC Surabaya. Sebenarnya masih banyak lagi cerita menarik lainnya yang tidak kalah seru, tetapi jika kuceritakan semuanya di sini, bisa-bisa tulisan ini tidak akan selesai-selesai, hehe.

Aku mengucapkan terima kasih banyak untuk kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca kisah inspiratif ini sampai akhir.

Semoga cerita pengalaman pribadi Fuad ini bisa memberikan semangat dan inspirasi bagi teman-teman semua untuk terus mencari ilmu, mengasah jiwa wirausaha, dan tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 

 

Leave a Comment