Pengalaman Pribadi Febrian: Petualangan di MEC Surabaya yang Mengubah Hidup

Halo, nama aku Febrian , Jurusan Bisnis Digital. Aku berasal dari Kediri, Jawa Timur, dan dulunya adalah anak biasa, bahkan cenderung nakal, yang hanya mikirin kerja setelah lulus SMK. Tapi hidup berubah total saat aku masuk MEC Surabaya.

Hidupku berubah 180° saat kaki ini menginjak MEC Surabaya: dari remaja Kediri yang sederhana, hanya ingin kerja stabil setelah SMK, kini jadi mahasiswa Bisnis Digital yang berani bermimpi besar dan siap membuka lapangan kerja untuk orang lain.

Kisah ini adalah contoh pengalaman pribadi Febrian yang nyata; dari ragu-ragu ikut kuliah gratis, naik kereta pertama kali, jualan keliling, gagal tes tilawati, hingga dapat penghargaan akademik dan marketing. Semua terjadi dalam satu semester penuh drama, tawa, dan pelajaran hidup.

Kenapa kamu harus baca sampai habis?
Karena di sini kamu akan temukan:
✅ Cara anak SMK tanpa biaya kuliah bisa jadi entrepreneur
✅ Tips adaptasi di asrama dengan teman dari seluruh Indonesia
✅ Rahasia positive perception yang bikin mental kuat
✅ Dan bukti nyata: kesuksesan dimulai dari langkah kecil

Yuk, ikuti perjalanan contoh pengalaman pribadi Febrian dari nol sampai jadi versi terbaik diriku.

Siapa tahu, ini juga jadi inspirasi buat kamu!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Halo teman-teman! Kali ini, aku ingin berbagi contoh pengalaman pribadi Febrian selama di MEC Surabaya. Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, apa sih MEC itu? Banyak orang masih asing dengan nama ini, apalagi kalau baru pertama kali mendengar.

Apa Itu MEC Surabaya dan Mengapa Ini “Harta Karun”?

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Mandiri Enterpreneur Center

Jadi, MEC adalah singkatan dari “Mandiri Entrepreneur Center”. Ini merupakan lembaga pendidikan yang mendidik dan membentuk seseorang menjadi entrepreneur mandiri dengan jiwa taqwa, bernyali, serta kreatif.

Singkatnya, tempat ini seperti arena perjuangan menuju kesuksesan. Hehe. Dalam contoh pengalaman pribadi Febrian ini, MEC Surabaya menjadi “harta karun” yang membuka pintu baru dalam hidupku.

Dari sini, aku belajar bahwa kesuksesan bukan hanya soal uang, tapi juga pertumbuhan diri dan hubungan dengan orang lain. Mari kita telusuri langkah demi langkah, agar kamu bisa terinspirasi dari perjalanan ini.

(Value tambah: Bagian ini membantu kamu memahami esensi MEC Surabaya sebagai contoh pengalaman pribadi Febrian, sehingga kamu bisa membayangkan bagaimana program ini bisa mengubah trajektori hidup seseorang seperti aku.)

Dari Lulusan SMK Nakal hingga Memilih MEC

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Sekolah SMK

Semuanya bermula dari diriku yang dulu lulusan SMK. Saat itu, aku termasuk anak nakal. Pikiranku hanya tertuju pada mencari pekerjaan setelah lulus. Namun, ibu ingin anaknya kuliah.

Di sisi lain, aku khawatir kalau kuliah justru menambah beban ibu, yang masih harus mengurus kedua adikku. Awalnya, aku berniat kerja ke Jepang, tapi ibu tidak setuju karena berbagai alasan.

Selain itu, aku terus mencari pekerjaan sambil membantu ibu berjualan. Tiba-tiba, ibu mendapat info tentang pendaftaran kuliah gratis di MEC. Beliau langsung menyarankan aku untuk masuk ke MEC.

Pertama kali mendengar, aku ragu. “Kalau aku tidak bekerja, siapa yang bantu ibu? Kalau aku tidak di rumah, siapa yang membantunya?” gumamku dalam hati.

Tapi, lama-kelamaan, dengan keputusan ibu yang sudah bulat, aku patuh meski berat hati.Akhirnya, aku mendaftar ke MEC dengan jurusan Bisnis Digital. Singkat cerita, pendaftaran selesai.

Di hari-hari terakhir sebelum berangkat, aku main ke rumah nenek untuk pamitan, minta restu, dan sebagainya. Tidak lupa juga pamitan dengan teman-teman tongkrongan.

Pagi harinya, sebelum berangkat, aku pamitan serta minta restu kepada ibu, kakek, dan adik-adikku. Dengan tas yang kubawa, ibu mengantarku ke Stasiun Dhoho Kediri.

Di sana, aku bertemu anak teman ibu yang diminta menemani sampai Surabaya. Ini pertama kaliku naik kereta, jadi ibu khawatir.Kami menunggu kereta sambil mengobrol santai. Ibu terus bertanya, “Wes gak onok seng keri?” Singkat cerita, kereta tiba.

Aku masuk loket, lalu foto bareng ibu sebelum berangkat. Setelah itu, aku naik gerbong dan duduk di kursi yang sudah dipesan. Kereta berjalan, melewati stasiun demi stasiun, hingga tiba di Stasiun Wonokromo Surabaya. Dari situ, aku pesan Grab langsung ke MEC.

(Value tambah: Contoh pengalaman pribadi Febrian di bagian awal ini menunjukkan bagaimana keputusan sulit bisa membawa berkah. Kamu bisa terapkan ini dalam hidupmu: dengarkan orang tua, karena sering kali mereka melihat peluang yang kita abaikan.)

Adaptasi, Persahabatan, dan Pelajaran Berharga

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Aula MEC

Sesampai di MEC, pihak kampus menyambutku hangat. Mereka mengarahkanku ke aula untuk kegiatan singkat. Baru setelah itu,ai aku masuk kamar asrama laki-laki.

Di sinilah aku pertama kali bertemu teman-teman dari berbagai daerah. Kami langsung bermain, bercanda, dan melakukan kegiatan bersama.

Besoknya, kami mulai MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik). Selama MOPD, aku benar-benar paham seperti apa MEC itu. Tidak hanya itu, kami dapat ilmu bermanfaat dan semakin dekat dengan teman-teman. Singkat cerita, ada kegiatan Entrepreneur. Kami ditugaskan mencari supplier dan menjual barangnya.

Di hari pertama, aku bersama tiga teman sekelompok: aku, Adi, Fikri, dan Fatih. Saat itulah aku merasakan betapa susahnya mencari uang dengan jualan keliling. Memasuki hari kedua, Jumat, kami hendak sholat Jumat. Tiba-tiba, Fikri sakit perut parah hingga dibawa ke puskesmas terdekat.

Setelah sholat, kami dari kelompok lain yang bertemu di masjid langsung menuju puskesmas. Eh, ternyata Fikri sudah pulang ke asrama. Kejadian ini membuatku melihat kepedulian teman-teman satu sama lain. Ini jadi momen tak terlupakan selama MOPD.

Setelah MOPD usai, malam itu anak-anak yang daftar di MEC Jakarta berangkat ke sana. Itu perpisahan pertama kami setelah tinggal bersama seminggu.

Pembelajaran Kelas MEC Surabaya

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Kelas Bisnis Digital

Pagi harinya, kami di Surabaya mulai pembelajaran. Aku ambil jurusan Bisnis Digital. Hari pertama dengan mentor Kak Anam. Di hari kedua dan ketiga, kami bertemu dosen yang sangat kami kagumi: Pak Firman dan Pak Tommy. Kami mengagumi dedikasinya mengajar, kesabaran, dan ilmu yang diberikan.

Mereka membimbing kami hingga akhir semester pertama sebelum liburan. Aku tak menyangka mendapat penghargaan terbaik akademik ke-2 dan terbaik marketing ke-2.

Dosen memberi hadiah barang yang kujadikan oleh-oleh saat liburan. Contoh pengalaman pribadi Febrian ini membuktikan, usaha keras di MEC Surabaya membuahkan hasil nyata.

(Value tambah: Dari semester pertama, contoh pengalaman pribadi Febrian mengajarkan adaptasi cepat dan nilai persahabatan. Tips: Bangun jaringan sejak dini, karena teman bisa jadi support system terbaikmu di dunia entrepreneur.)

Reuni Keluarga dan Aktivitas Bermakna

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Silaturahmi Kerumah

Akhirnya tiba hari liburan ke rumah. Aku ke Stasiun Wonokromo Surabaya naik Grab bareng teman yang rumahnya di Nganjuk. Di kereta, aku tak sabar bertemu keluarga.

Singkat cerita, aku tiba di rumah dan langsung peluk ibu, adik, serta kakek. Hari itu juga, sore harinya aku ke rumah nenek. Malamnya, bertemu teman-teman tongkrongan yang lama tak jumpa.

Pagi berikutnya, aku dan teman lain menjenguk teman yang sakit di rumahnya. Meski tahu kondisinya, kami berusaha menghibur. Singkat cerita, kami ke cabang Yatim Mandiri daerah Kediri untuk sosialisasi bareng teman se-daerah selama tiga hari. Sisa liburan kuhabiskan dengan keluarga.

Sudah hampir habis waktu liburan. Sebelum berangkat, aku ke rumah nenek pamitan, minta restu, dan lain-lain. Tak lupa pamitan teman-teman tongkrongan. Malam itu, aku pamitan serta minta restu ibu, kakek, dan adik-adik.

Ibu antar ke Stasiun Dhoho Kediri. Kami obrol santai sambil nunggu kereta, ibu tanya “Wes gak onok seng keri?” Kereta tiba, aku masuk loket, foto bareng ibu, naik gerbong, duduk di kursi pesanan.

Kereta jalan, lewati stasiun demi stasiun, sampai Wonokromo Surabaya. Lalu pesan Grab ke MEC. Sesampai di MEC, Kak Anam menyambut. Malam itu, aku ceritakan perjalanan panjang dari rumah ke MEC sambil makan dan ngemil.

Obrolan bertahan lama meski sudah tengah malam. Karena ngantuk, aku masuk kamar dan tidur pulas. Pagi harinya, kegiatan seperti biasa.

(Value tambah: Liburan dalam contoh pengalaman pribadi Febrian ini mengingatkan pentingnya keseimbangan. Gunakan waktu istirahat untuk recharge, tapi tetap lakukan kegiatan positif seperti sosialisasi – itu kunci produktivitas jangka panjang.)

Tantangan Tim dan Pelajaran Hidup di Klurak Eco Park

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Outbond

Pagi setelah liburan, belum banyak anak kembali ke asrama. Sore harinya, kami sudah berkumpul semua. Aku dapat kabar anak MEC Jakarta akan ke Surabaya. Pikirku, “Ini pertemuan kedua kita, teman-teman Jakarta!” Malam itu ada penyambutan dan info Tes Tilawati dua hari lagi.

Pagi berikutnya, kegiatan biasa. Malam tiba, anak Jakarta sampai. Besok paginya, kami kumpul di aula untuk pemantapan Tilawati. Hari pembuktian tiba. Setelah tes, aku tidak lulus. Tapi tak apa, karena sudah berusaha maksimal.

Malam setelah tes, sosialisasi tentang Outbound. Besok paginya, kegiatan dimulai dengan bimbingan komunitas Frekuensia. Kami briefing dulu, lalu buat bendera tim bernama Bung Tomo – melambangkan kesolidan dan keberanian. Setiap tim 10 orang, dapat Rp20.000/orang untuk transport ke Klurak Eco Park, Mojokerto.

Awalnya rencana naik wira-wiri Surabaya-Terminal Trans Surabaya-Terminal Mojokerto-Shelter Pasar Legi-cari tebengan. Tapi berubah: dapat tebengan dari Surabaya ke perbatasan Mojokerto, naik bus Trans ke terminal, Pasar Legi, nebeng truk 2 km, lalu pick-up sampai tujuan. Kami nebeng tiga kali! Ini latihan komunikasi dan negosiasi.

Kami tim pertama sampai, bangun tenda duluan, dan ikuti banyak kegiatan. Di Outbound, kami belajar pentingnya komunikasi, negosiasi, kerjasama tim, berpikir kritis, dan lain-lain. Setelah itu, kembali ke MEC Surabaya. Contoh pengalaman pribadi Febrian di Outbound ini benar-benar membentuk mental tangguh.

(Value tambah: Outbound seperti ini dalam contoh pengalaman pribadi Febrian ajarkan soft skills esensial untuk entrepreneur. Coba terapkan di kehidupanmu: latihan negosiasi sehari-hari bisa buka peluang tak terduga.)

Bangun Kerjasama Tim untuk Sukses Bersama

Dari kegiatan ini, aku sadar kerjasama tim adalah kunci. Misalnya, saat nebeng, kami bagi tugas: satu negosiasi, yang lain jaga barang. Hasilnya? Kami sampai duluan dan hemat biaya. Ini contoh pengalaman pribadi Febrian yang bisa kamu adaptasi di proyek kelompok atau bisnis.

Sikap Positif yang Mengubah Segalanya

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Majelis Di Masjid Al Akbar

Dari semua contoh pengalaman pribadi Febrian di MEC Surabaya, aku belajar menyikapi apa pun dengan positive perception. Ini membantu jalan sukses kita. Dulu aku nakal, tapi sekarang anggap ini jalan mendekatkan diri ke Allah. Berdoa meminta pertolongan-Nya jadi kebiasaan.

Positive perception bukan berpura-pura bahagia, tapi melihat pelajaran di balik tantangan. Misalnya, gagal Tilawati? Itu motivasi belajar lebih giat. Sakit teman? Itu bukti kepedulian. Dalam MEC, sikap ini membuatku lebih resilien.

(Value tambah: Terapkan positive perception seperti dalam pengalaman pribadi Febrian: mulai hari ini, catat tiga hal positif setiap malam. Ini booster mental untuk capai tujuanmu.)

MEC Surabaya, Pengalaman Pribadi Febrian yang Inspiratif

 

Pengalaman Pribadi Febrian
Pengalaman Pribadi Febrian Tes Tilawati

Terima kasih semuanya sudah menyempatkan waktu membaca pengalaman pribadi Febrian ini. MEC Surabaya bukan sekadar tempat belajar, tapi panggung transformasi. Dari anak nakal jadi entrepreneur mandiri – semuanya mungkin dengan usaha, doa, dan lingkungan suportif.

Semoga kisahku menginspirasi kalian untuk ambil langkah berani.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Leave a Comment